Jangan Khawatir, Ini Langkah Sederhana Mengatasi Anak Sedang Tantrum
Lifestyle & HealthCap Kupu – Tantrum istilah yang digunakan untuk mendefinisikan perilaku marah-marah atau mengamuk pada anak untuk meluapkan emosi. Kondisi ini sebenarnya wajar terjadi di masa pertumbuhan anak, khususnya anak yang berusia di bawah lima tahun. Tantrum bisa terjadi ketika anak sedang lelah, lapar, merasa tidak nyaman, atau karena mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
1. Ajak anak untuk menentukan pilihannya
Ketika si kecil mulai menunjukkan emosinya, beberapa orangtua mungkin ingin segera meredakan amarah anak. Kondisi seperti ini biasanya justru membuat si buah hati semakin marah. Alih-alih memaksa anak untuk tenang, orangtua dapat bertanya aktivitas mana yang lebih mereka sukai. Hal ini dapat merangsang otak si kecil untuk berpikir dan memicu pelepasan hormon dopamin (perasaan baik).
2. Biarkan Anak Marah
Terkadang, anak yang tantrum hanya perlu melampiaskan amarahnya. Maka dari itu, biarkan anak untuk marah ketika dirinya tantrum, selama tidak melakukan hal berbahaya bagi dirinya. Cara ini diyakini dapat membantu anak-anak untuk belajar melampiaskan amarah dengan cara yang tidak merusak. Alhasil, ketika dirinya sudah beranjak besar, anak diharapkan mampu mengendalikan dirinya dengan baik tanpa harus adu mulut dengan orangtuanya.
3. Mengatasi Perilaku Agresifnya
Anak yang sedang tantrum dapat melakukan beberapa hal yang agresif. Misalnya seperti memukul, membanting atau melempar barang, hingga menendang sesuatu. Jika hal ini terjadi, ibu perlu mengatasi perilaku agresifnya dengan segera. Nah, hal yang perlu ibu lakukan adalah memberitahukan anak bahwa menyakiti orang lain atau merusak barang merupakan tindakan yang tidak baik. Namun, pastikan ibu memberitahu anak dengan cara lembut dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti olehnya.
4. Tetap tenang, tunjukkan sikap positif Anak merupakan peniru terbaik.
Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus menunjukkan contoh yang baik saat mengelola emosi. Apabila cenderung marah dan meneriaki balita yang tantrum, orangtua justru mencontohkan ke anak reaksi ketika suatu hal tidak berjalan sesuai keinginannya. Alasan lain mengapa Anda perlu tetap tenang adalah emosi negatif umumnya menular.
5. Jangan menghukum si kecil
Katakanlah ayah atau ibu menderita sakit parah yang membuat Anda hampir patah semangat. Apakah Anda ingin orang terdekat menghukum Anda dengan menjauhi atau mengunci Anda di kamar? Tentu tidak bukan? Ya, oleh sebab itu, Anda tidak disarankan memberi hukuman atau mengancam si kecil ketika mereka tengah tantrum. Perlu diketahui, temper tantrum bisa saja dimulai sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan anak. Apabila dibiarkan, emosi anak akan semakin memuncak menjadi badai hormonal yang tidak bisa diatasi sendiri oleh seorang balita. Hukuman yang diberikan orangtua atau sekadar diucapkan ayah dan ibunya, hanya akan memperparah rasa sakit atau kekecewaan si kecil.
6. Bantu Anak Melakukan Hal yang Ia Tak Bisa Lakukan
Tantrum dapat disebabkan oleh hal yang sederhana, contohnya ketika seorang anak ingin mengenakan sepatu, tapi gagal. Jika hal ini memang penyebabnya, ibu bisa menanyakan dengan lembut mengapa dirinya marah, dan membantu hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri.
Itulah beberapa cara untuk mengatasi anak yang sedang tantrum. Mulai dari mengabaikan anak, mengatasi perilaku agresifnya, hingga membantu anak melakukan hal yang tidak dapat dilakukannya. Jika beberapa cara tersebut sudah dilakukan namun hasilnya nihil, cara terakhir yang dapat ibu lakukan adalah dengan memeluknya erat. Sebab, pelukan diyakini dapat meredakan amarah yang tengah meluap dalam diri si buah hati.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/jangan-panik-ini-5-cara-mengatasi-anak-tantrum
There are no reviews yet.