Fenomena Prank, Faktor dan Dampak Prank
Lifestyle & HealthCap Kupu – Sebagian orang, prank merupakan sebuah lelucon atau tindakan iseng saja untuk bersenang-senang namun tidak bagi korban prank. Mereka memiliki trauma yang terjadi pada seorang yang mengalami prank, agar lebih jelas yuk simak dibawah ini.
Apa Itu Prank?
Prank adalah istilah yang disebut juga dengan lelucon praktikal dalam bahasa Indonesia. Lelucon pada dasarnya memiliki makna hasil melucu atau tindakan atau perkataan yang lucu. Jadi, pada dasarnya, prank adalah sebuah tindakan yang dirancang untuk membuat tawa. Menurut Cambridge Dictionary, prank adalah sebuah trik yang dimaksudkan untuk melucu, namun tidak untuk menyebabkan kerugian atau kerusakan.
Prank adalah sebuah trik nakal yang dimainkan terhadap seseorang, yang umumnya menyebabkan seseorang tersebut kaget, merasa malu, tidak nyaman, atau keheranan. Prank adalah tindakan yang dilakukan untuk mengundang tawa, namun pada penerapannya hal ini sering kali malah mengundang kontroversi.
Faktor yang mendorong seperti:
1. Pengaruh sosial kultural
Menurut Haniva “pengaruh sosial dan kultural memainkan peranan besar dalam menentukan perilaku seseorang”. Anak remaja yang mendapat perlakukan sosial negatif cenderung akan berperilaku negatif juga.
2. Kontrol sosial yang lemah
Orang melakukan pelanggaran seperti itu juga bisa karena memiliki kontrol sosial yang lemah. Menurut Haniva “pengaruh lingkungan yang buruk ditambah dengan kontrol diri dan kontrol sosial yang lemah akan mempercepat tumbuhnya perilaku tidak terpuji ini”.
3. Bosan
Orang buat prank juga bisa didorong rasa bosan. Mungkin orang seperti ini ingin mendapatkan hiburan cepat, namun lupa mempertimbangkan konsekuensinya.
Dampak Buruk dari Prank
Prank yang berlebihan dan tidak dapat diterima oleh korban, bisa memberikan beberapa dampak buruk. Yuk simak ulasan berikut untuk mengetahui dampak negatif yang dialami oleh para korban prank!
1. Memicu stres
Prank yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan perasaan marah, frustasi, dan sedih. Terlebih jika yang melakukan prank orang yang lebih tua atau lebih berkuasa, sehingga kita tidak dapat mengutarakan apa yang dirasakan. Semua perasaan negatif tersebut dapat memicu stres.
2. Merasa tidak berharga
Saat semua orang menertawakan dan mempermalukan kita serta tidak ada satupun yang membela. Pengalaman buruk dan perasaan dipermalukan tersebut dapat membuat kita merasa tidak berharga.
3. Menimbulkan Trust Issue
Prank yang berbentuk kebohongan dan dilakukan secara berulang akan menimbulkan trust issue atau rasa tidak percaya kepada orang lain karena merasa dikhianati dan membuat kecewa.
4. Merasa tidak aman
Perasaan trust issue yang diciptakan dapat berubah ke perasaan tidak aman karena tidak ada satu orang pun yang dapat dipercaya.
5. Mudah merasa cemas, takut, dan trauma
Prank yang berlebihan dan membahayakan dapat membuat korban trauma karena hidupnya sangat berbeda sebelum terkena prank. Trauma dapat ditimbulkan dari perasaan cemas dan takut yang berlebihan.
6. Merasa rendah diri (inferioritas)
Perasaan rendah diri merupakan dampak dari perasaan tidak berharga. Pengalaman ditertawakan dan dipermalukan oleh orang lain, membuat kita kehilangan percaya diri.
7. Menjadi perundung atau pembully
Jika korban tidak dapat melampiaskan amarah kepada si pembuat prank, maka korban akan mengarahkan kemarahannya atau rasa kesalnya kepada orang lain.
Sumber:
https://www.medcom.id/rona/keluarga/8N00xjdN-sejumlah-faktor-yang-bikin-seseorang-membuat-prank
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/sosial/7-dampak-buruk-prank
There are no reviews yet.