Cerita Anak Pertama Mona Ratuliu Berjuang Melawan Kesehatan Mental

Cap Kupu – Anak pertama dari Mona Ratuliu dan Indra Brasco, Mima Shafa blak-blakan menceritakan mengenai kondisi kesehatan mentalnya selama ini. Ia mengaku berjuang melawan depresi dalam beberapa tahun terakhir.

“Jadi aku sudah berjuang dengan kesehatan mental aku selama tujuh tahun, dari umur 12 tahun, tapi bukan berarti aku memiliki depresi selama 7 tahun,” ungkap Mima saat ditemui di studio Trans TV beberapa waktu lalu.

“Jadi selama 7 tahun itu aku memiliki depresi yang muncul dan pergi, enggak selalu ada, tapi ada waktu di mana gejala depresi itu hilang dan timbul,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga bercerita tak ada hal spesifik yang memancing rasa depresi tersebut. Mima mengatakan depresi bahkan bisa muncul saat dirinya dalam kondisi baik-baik saja.

“Enggak ada alasan tertentu dan pemicu yang spesifik juga, itu bisa datang kapan saja, dalam kondisi apa saja, jadi walaupun lagi keadaan baik-baik saja kadang suka timbul,” kata Mima.

Dalam kesempatan berbeda, Mima bercerita tanda-tanda depresi sudah dirasakan ketika masih SD, berawal dari penyakit seperti gerd yang kemudian membuatnya disarankan ke psikolog.

“Pernah datang ke dokter anak spesialis gerd akhirnya ditanya ‘Kamu ada masalah apa di sekolah? Coba deh ke psikolog.’ (Akunya langsung) Loh kok ke psikolog? Ternyata itu sepertinya panic attack,” lanjutnya.

Mima juga mengaku sempat terpikir bunuh diri sekitar empat tahun lalu akibat depresi.

“Sekarang juga masih dalam observasi sama psikiater dan psikolog. Sebelumnya aku sudah merasakan ada pemikiran bunuh diri dan lain-lain sekitar 4 tahun lalu. Namanya juga kesehatan mental nggak tahu kapan itu akan terjadi kembali.”

Mona Ratuliu ikut buka suara mengenai kondisi sang anak Mima. Ia mengaku sangat awam dengan isu kesehatan mental, termasuk penyebabnya.

“Awalnya aku sebagai orang awam ya, enggak mengerti juga soal isu kesehatan mental, tapi ternyata memang depresi itu bukan hanya datang karena punya masalah berat atau gimana,” ungkap Mona Ratuliu.

“Bisa jadi itu datang dari satu gejala kondisi kesehatan mental tertentu, ada faktor kimiawi juga, faktor genetik, dan biologis, kayak sakit diabetes aja mungkin, tapi enggak kelihatan,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan Mima kadang tiba-tiba drop dan menangis. Sebagai orang tua, Mona menyadari hal itu tidak mudah dilalui oleh sang anak.

“Kadang Mima juga tidak paham sama dirinya sendiri, apalagi kita yang mendampingi, memang nggak mudah sih menjalaninya,” sambungnya.

Namun, Mona Ratuliu kini merasa lebih lega lantaran Mima Shafa sudah lebih terbuka kepadanya mengenai hal-hal yang dirasakan, tak lagi semua disimpan sendiri.

“Kemarin-kemarin suka menyendiri di kamar. Kalau sekarang, kadang ke kamar bilang, boleh nggak aku numpang nangis di kamar Bunda gitu,” beber Mona Ratuliu.

Ia pun berharap Mima bisa terus terbuka kepada dirinya. Hal tersebut dinilai juga membantu dirinya sebagai orang tua.

 

Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20220818154317-234-836132/cerita-anak-mona-ratuliu-berjuang-lawan-depresi/2