Mengenal Faktor, Gejala Hingga Pengobatan Acrophobia

CAP KUPU – Seseorang dengan ketakutan akan ketinggian biasanya menahan diri dari melakukan hal-hal yang melibatkan berada di atau dekat lokasi tinggi, seperti berdiri di balkon, melintasi jembatan, melihat keluar jendela gedung pencakar langit, atau bahkan hanya duduk di bangku stadion.

Definisi Acrophobia

Ketakutan yang berlebihan atau intens terhadap ketinggian dikenal sebagai akrofobia. Ketakutan yang berlebihan atau tidak logis terhadap hal atau keadaan tertentu disebut sebagai fobia. Fobia adalah bagian dari gangguan kecemasan. Salah satu jenis fobia yang cukup umum adalah akrofobia. Wanita merupakan mayoritas penderita akrofobia.

Faktor Risiko Acrophobia

Selain alasan potensial yang disebutkan di atas, ada faktor risiko lain yang dapat menyebabkan berkembangnya akrofobia, termasuk:

  • Alami kejatuhan yang signifikan dari ketinggian atau saksikan kejatuhan yang signifikan dari ketinggian.
  • Mengalami pengalaman tidak menyenangkan di ketinggian, seperti serangan panik.
  • Memiliki riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga Anda.

Selain itu, faktor risiko seseorang memiliki acrophobia semakin meningkat jika memiliki beberapa kondisi berikut ini:

  1. masalah medis dapat membuat Anda merasa pusing dan berputar. Penderita vertigo sering mengalami vertigo saat berada di atas ketinggian.
  2. Takut mandi. suatu kondisi ketika seseorang takut akan tangga dan lereng. Bahkan jika mereka tidak mendaki lereng yang curam, mereka yang menderita bathophobia mungkin menjadi cemas saat melihatnya. Sementara kebanyakan orang yang memiliki bathophobia juga memiliki acrophobia, tidak semua orang yang memiliki acrophobia juga memiliki bathophobia.
  3. Kecemasan iklim. Fobia dan bathmophobia ini terhubung. Akrofobia dan klimatofobia dapat hidup berdampingan.
  4. Takut terbang. Itulah fobia terbang. Namun, ada berbagai tingkat aerofobia.

Saat berada di ketinggian, serangan panik terjadi. Napas cepat, sesak napas, detak jantung tidak teratur, berkeringat, mual, gemetar, pusing, dan gejala lainnya sering muncul bersamaan dengan rasa panik ini.

  • Fobia berat terhadap ketinggian atau naik atau turun.
  • Kegugupan yang berkembang sebelum mengunjungi lokasi yang tinggi.
  • Saat berada di ketinggian, terjadi reaksi cepat, seperti berlutut, meraih sesuatu untuk dipegang, dan lain sebagainya.
  • Hindari tempat tinggi (seseorang mungkin menolak bekerja di gedung tinggi, atau menolak bertemu teman yang tinggal di apartemen berlantai tinggi, dan sebagainya).
  • Serangan vertigo juga bisa terjadi sesekali.
  • Memahami bahwa ketakutan itu tidak penting

Cara Mengatasi Fobia Ketinggian

Kondisi ini tentu perlu mendapatkan penanganan. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan untuk mengatasi fobia ketinggian:

1. Perawatan paparan, pertama

Salah satu perawatan paling efektif untuk mengatasi rasa takut ketinggian adalah terapi pemaparan. Dengan bentuk terapi ini, terapis akan membantu pasien menghadapi ketakutannya secara bertahap.

2. Konseling perilaku

Salah satu metode psikoterapi paling populer untuk mengobati fobia adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Bagi mereka yang takut ketinggian dan belum siap untuk terapi paparan, CBT bisa menjadi pilihan.

3. Penggunaan obat penenang

Tidak ada obat untuk mengobati fobia. Namun, beberapa obat, seperti antidepresan dan pereda kecemasan, setidaknya dapat membantu penderita fobia ketinggian tetap tenang saat gejalanya mulai terlihat. Meski demikian, penggunaan obat-obatan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dokter.

 

Sumber:

https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mental/acrophobia

https://www.halodoc.com/kesehatan/acrophobia

https://www.alodokter.com/inilah-cara-mengatasi-phobia-ketinggian