Kenali Perbedaan Asma Biasa dan PPOK

Cap Kupu – Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sama-sama menyebabkan sulit bernapas, tetapi kedua penyakit paru-paru tersebut memiliki banyak perbedaan. Keduanya menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan, sehingga menimbulkan gejala sesak napas. Meski terkesan sama, ada beberapa perbedaan yang dialami asma biasa dan PPOK.

Definisi asma dan PPOK

Penyebab PPOK adalah kerusakan paru-paru dalam jangka panjang. PPOK mencakup dua penyakit, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema adalah kondisi ketika alveoli (kantung udara) paru-paru hancur akibat paparan asap rokok, sedangkan bronkitis kronis adalah radang saluran yang membawa udara ke dan dari alveoli.

Sementara itu, asma adalah penyakit yang menyerang bagian paru-paru yang disebut tabung bronkial (saluran udara). Ketika mengidap asma, saluran udara Anda sangat sensitif terhadap hal-hal yang membuat alergi (disebut juga alergen) dan hal-hal yang mengganggu pernapasan (disebut juga iritan).

Perbedaan Asma biasa dan PPOK

Asma biasa:

– Kemunculan asma sejak usia muda,

– Ada faktor genetik atau memiliki keluarga dengan asma,

– Rasa sesak hilang timbul,

– Sesak kambuh saat ada pemicu.

Asma PPOK:

– Kemunculan asma di usia tua, biasanya di atas 40 tahun,

– Faktor risikonya pajanan asap, kebiasaan merokok,

– Rasa sesak menetap,

– Sesak napas sifatnya progresif atau makin parah.

Selain asma, Anda juga perlu mengenal gejala khas PPOK lain yakni:

Batuk berdahak dalam waktu lama,

– Cepat merasa lelah atau ngos-ngosan padahal hanya melakukan aktivitas ringan.

Gejala asma dan PPOK

Kedua penyakit paru-paru tersebut dapat menyebabkan gejala berupa sesak napas dan batuk. Namun, ada beberapa gejala khas yang menjadi perbedaan asma dan PPOK. American Academy of Allergy Asthma & Immunology menyebutkan bahwa batuk berdahak pada pagi hari merupakan gejala khas dari bronkitis kronis.

Bronkitis kronis ini adalah bagian dari PPOK. Sementara itu, penderita asma lebih cenderung mengalami gejala berupa alergi, seperti rinitis alergi (hay fever) atau dermatitis atopik (eksim). Selain itu, gejala PPOK biasanya muncul pada mereka yang berusia 40 tahun ke atas, sedangkan asma bisa terjadi di semua umur.

Mencegah kondisi asma dan PPOK semakin parah

Kondisi manapun yang dialami, penting untuk berhenti merokok agar asma atau PPOK tidak semakin parah. Selain rokok, hindari juga beberapa hal yang dapat mengiritasi paru-paru, seperti:

  1. Penggunaan semprotan kimiawi seperti pada produk pembersih rumah dan pembunuh serangga.
  2. Paparan alergen seperti debu, lumut, dan serbuk sari.
  3. Penggunaan parfum dan wewangian lainnya yang menyebabkan gejala Anda kambuh.
  4. Paparan asap rokok dari orang yang merokok di sekitar Anda.

Perlu diingat bahwa fungsi paru hanya dapat kembali seperti semula hanya pada penderita penyakit asma. Itulah sebabnya ada anak-anak berpenyakit asma yang hampir tidak mengalami gejala lagi saat sudah dewasa. Meski demikian sewaktu-waktu bisa kambuh.

 

Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221117151950-255-875138/mirip-kenali-beda-asma-biasa-dan-asma-ppok

https://www.klikdokter.com/info-sehat/pernapasan/membedakan-sesak-napas-akibat-asma-dan-ppok

https://hellosehat.com/pernapasan/asma/perbedaan-asma-dan-ppok/